Employee Turnover – Semua orang tahu bahwa karyawan (sumber daya manusia) adalah sumber sekaligus aset yang berharga bagi sebuah perusahaan.
Tanpa karyawan, sebuah perusahaan tidak akan menjadi apapun serta tidak akan mendapatkan apapun. Lebih jauh lagi, karyawan yang berkualitas tentu saja akan mampu meningkatkan nilai perusahaannya, mampu mendatangkan keuntungan, dan yang lebih penting lagi: mampu menjaga kualitas perusahaan selama mungkin. Hanya saja, salah satu momok yang paling ditakuti oleh perusahaan adalah employee turnover.
Penjelasan Singkat Tentang Employee Turnover
Employee turnover merupakan sebuah idiom dalam konteks sumber daya manusia, di mana terdapat rangkaian aksi pergantian seorang pekerja dengan pekerja baru. Dalam maknanya yang lebih luas, seorang pekerja bisa memisahkan diri dari perusahaannya karena beberapa hal, yakni kematian, pensiun, pengunduran diri, dan transfer karyawan ke tempat lain.
Employee turnover biasanya diukur berdasarkan persentasi tertentu, yang dihitung dengan cara menganalisa berapa banyak jumlah pekerja yang hilang dalam waktu tertentu. Biasanya sebuah perusahaan menghitung rata-rata turnover pada masa akhir fiskal atau tahun kalender.
Pada dasarnya, semakin banyak karyawan yang hilang dari sebuah perusahaan, maka semakin merugilah perusahaan tersebut. Ada beberapa alasan yang mampu menjawab kenapa sebuah perusahaan merugi ketika rata-rate employee turnover-nya lebih besar. Pertama adalah karena perusahaan tersebut akan kehilangan sumber daya manusia potensial dan berbakat.
Sebuah perusahaan yang memiliki banyak karyawan berbakat tentu memiliki masa depan yang cerah, oleh karena sumber daya manusia semacam itu akan membawa perusahaan menapaki prospek keuntungan yang lebih baik. Lebih banyak perusahaan yang kehilangan karyawan terbaiknya, entah dengan alasan apapun, pada hakikatnya adalah kerugian besar.
Meski demikian, kasusnya menjadi berbeda ketika perusahaan kehilangan karyawan karena memang si karyawan itu tidak pernah melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya dengan baik. Employee retention and loyalty.
Jika ini yang terjadi, maka biasanya perusahaan mengambil keputusan di mana pemecatan harus dilakukan demi menjaga kesinambungan perusahaan. Dalam beberapa kasus, sebuah perusahaan biasanya mempersilakan karyawannya yang tidak produktif untuk pergi, sebab jika ditahan lebih lama, maka akan berakibat buruk pada perusahaan secara keseluruhan, baik secara mutu maupun secara nilai.
Ada juga kasus di mana karyawan pada sebuah perusahaan dengan sukarela pergi oleh karena dia tidak melihat prospek peningkatan karir jika tetap berada di perusahaan tersebut.
Jadi pada dasarnya, rasio turnover yang terlalu tinggi menyebabkan kerugian bagi perusahaan, terutama bila karyawan yang pergi adalah karyawan yang berkualitas tinggi.
Kalaupun seorang karyawan hengkang karena alasan pemecatan maupun kerelaan untuk meninggalkan perusahaan, maka dua gejala tersebut masih tetap merupakan kerugian bagi perusahaan, oleh karena perusahaan tersebut harus menyediakan waktu dan tambahan finansial untuk merekrut karyawan baru. Adakah cara untuk menurunkan rasio employee turnover yang terlalu tinggi? Tentu saja ada.
Hal pertama yang mesti dilakukan adalah menelisik sebab kenapa rasio turnover menjadi sangat tinggi. Di titik ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat engagement atau tingkat motivasi karyawan, hal-hal yang membuat karyawan merasa betah/tidak betah dalam pekerjaannya.
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Motivasi Karyawan
Dalam banyak hal ini, gaji sering dilihat sebagai faktor utama kendati kasusnya tidak selalu demikian. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi karyawan adalah:
1.Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja sangat berpengaruh pada motivasi karyawan. Karyawan merujuk ke sebuah golongan orang-orang, para manusia yang masing-masing punya selera dan kepribadian berbeda. Ada yang suka kerja di belakang meja, dan ada yang suka bekerja di lapangan.
2.Sifat Pekerjaan
Yang kedua adalah sifat pekerjaan yang tersedia. Sebuah perusahaan harus memeriksa apakah pekerjaan yang ada sesuai dengan kemampuan karyawan, memberikan tantangan, menarik, dan aspiratif. Karyawan yang suka tantangan akan cepat bosan bila diberi pekerjaan rutin terus menerus. Lebih jauh lagi, orang biasanya tidak akan termotivasi bila ia diberi pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensinya.
3.Suasana Kerja dan Hubungan Antar Karyawan
Suasana kerja dan hubungan antar karyawan menjadi faktor berikutnya memengaruhi kualitas motivasi karyawan. Oleh karenanya, sebuah perusahaan mesti selalu memeriksa apakah suasana kantor harmonis dan dapat mengembangkan kepercayaan satu sama lain.
4.Peluang Kesempatan Pengembangan Karir
Terbukanya kesempatan mengembangkan karir. Sebuah perusahaan yang membuka kesempatan seluas-luasnya bagi pengembangan karir karyawannya tentu lebih disukai ketimbang sebuah perusahaan yang tidak memberikannya. Karena itu sebuah perusahaan harus selalu mengevaluasi kesempatan-kesempatan yang diberikan kepada setiap karyawan yang bekerja di sana. Lebih jauh lagi, sebuah perusahaan juga harus memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengikuti pelatihan guna meningkatkan kompetensi.
5.Pemberian Penghargaan
Pemberian penghargaan. Seorang karyawan yang telah mengabdi selama puluhan tahun di sebuah perusahaan akan merasa senang bila dia diberi penghargaan tertentu.
Di titik ini, yang harus ditanyakan adalah: apakah para karyawan mendapatkan penghargaan dalam bentuk apapun, baik dalam bentuk non-finansial, kompensasi, remunerasi, dan lain sebagainya? Memberi ucapan terima kasih yang tulus atas prestasi karyawan tertentu, dan memberikan semangat kepada mereka juga menjadi salah satu bentuk pemberian penghargaan.
6.Memupuk Kebanggaan Terhadap Perusahaan
Kebanggaan terhadap perusahaan yang perlu dipupuk. Sebuah perusahaan mesti mengidentifikasi poin-poin yang membuat karyawan merasa bangga ketika bekerja di dalamnya.
Kesimpulan
Mengenali keenam faktor di atas adalah langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengantisipasi pembengkakan rasio employee turnover.
Dan pada gilirannya, faktor-faktor di atas akan membantu sebuah perusahaan mengenali informasi-informasi penting yang pada gilirannya akan membantu sebuah perusahaan untuk menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Pendek kata, segala macam kekurangan yang bisa diidentifikasi sebaiknya digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pengembangan sumber daya manusia.
baca juga: Strategi Menyusun Sistem Manajemen Talenta
Klik gambar di bawah untuk mendapatkan materinya yg amazing !!