Strategi Rekrutmen melalui Social Media

Rekrutmen melalui social media memang menjadi satu fenomena unik akhir-akhir ini. Hal ini terjadi tidak lain karena didapati adanya peningkatan pada penggunaan beberapa situs media sosial.

Sebut saja Facebook, Myspace, Twitter yang sangat digandrungi masyarakat tanah air.

Jumlah pengguna sejumlah situs sosial media tersebut didapati terus bertambah dari waktu ke waktu. Penggunaan strategi rekrutmen via sosial media di satu sisi memang memberi kemudahan. Akan tetapi, akibatnya praktisi HR pun dituntut untuk mampu dan dapat mengimbangi perkembangan teknologi yang ada. Mengapa demikian?

Dari hasil studi yang dilakukan oleh Nukman Luthfie selaku online spesialis, diketahui terjadi lonjakan luar biasa pada jumlah akun sosial media. Terdapat pertambahan akun baru mencapai 1 juta akun di Facebook setiap bulannya.

Satu hal yang membuat menarik pemiliki akun di sejumlah sosial media seolah tidak segan menuliskan identitas diri lengkap pada akun pribadi yang dimiliki.

Tidak hanya nama lengkap yang dituliskan, sebagian besar pengguna situs sosial media juga mencantumkan informasi mengenai alamat email, nomor telepon, latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan data diri yang penting lainnya.

Manusia pada hakikatnya memang termasuk makhluk sosial yang haus akan interaksi dengan makhluk sosial lainnya. Manusia membutuhkan relasi yang dijalin baik dengan orang lain, saling berbagi, dan saling memberi.

Pada intinya ada faktor kebutuhan antara orang yang satu dengan orang yang lain. Dalam hal ini sosial media dapat dimanfaatkan sebagai personal branding.

Adapun dalam perkembangannya munculah ide untuk melakukan rekrutmen karyawan via sosial media. Lantas apakah memang sosial media bisa menjadi alat bantu yang efektif dan efisien?

Dalam proses rekrutmen karyawan satu hal pasti yang mesti dilakukan adalah mencari info sebanyak-banuaknya terkait data calon karyawan supaya mengetahui apakah kualifikasi yang dimiliki memenuhi kualifikasi yang disyaratkan oleh perusahaan.

Pencarian informasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yang seharusnya teruji, etis, dan sistematis. Mengenai sosial media dapat atau tidaknya digunakan untuk alat bantu rektrumen karyawan bisa jadi iya atau sebaliknya. Namun, pastinya kini sudah banyak terjadi fenomena strategi rekrutmen melalui sosial media.

Rekrutmen Via Sosial Media, Efektif?

Penggunaan sosial media untuk proses rekrutmen karyawan sebenarnya bisa cukup efektif asal rekruter atau pihak yang melakukan rekrutmen adalah seorang yang handal.

Handal di sini berarti rekruter memahami benar cara menganalisis setiap data, keterangan, pernyataan, dan semua hal yang tertera pada sosial media calon kandidat karyawan. Sejumlah data yang ada di sosial media pastinya tidak serta-merta boleh diambil.

Rekruter perlu melakukan penyaringan ulang, menyeleksi, dan menyelidiki lebih lanjut supaya data yang dikumpulkan benar-benar akurat. Meski minim info seorang rekruter ahli biasanya masih tetap melakukan penilaian.

Akan tetapi, sebaliknya jika rekruter bukanlah seorang yang ahli bisa jadi adanya banyak data yang diperoleh tidak berarti apa-apa. Dalam hal ini strategi rekrutmen melalui sosial media yang dilakukan pun bisa dibilang tidak berlangsung efektif.

Inilah mengapa di awal sempat disebutkan bahwa praktisi HD tidak boleh gagap teknologi. Sosial media seharusnya sudah menjadi lingkungan yang dikuasai.

Terlebih karena sosial media tidak hanya menjadi hobi saja, tetapi sudah menjadi gaya hidup para karyawan perusahaan. Sehingga bagi praktisi HR yang ingin lebih jauh mengenal karyawannya bisa mencari tahu dari akun sosial media yang dimiliki. Tetapi tentunya hal ini harus dilakukan dengan tetap mengungulkan prinsip cover both side.

Diperkirakan trend rekrutmen karyawan di masa yang akan datang bisa mengarah pada penerapan teknologi minded. Proses rekrutmen karyawan mulai dari sleksi lamaran dan wawacara bisa dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Sekarang ini sudah cukup mudah pastinya berinteraksi dengan orang yang jauh melalui webcam sebagai teleconference.

Sejumlah tes penerimaan karyawan pun juga sudah didapati berlangsung melalui teknologi.

Kesimpulan

Jadi mungkin fenomena strategi rekrutmen melalui sosial media sekarang ini masih cukup jarang. Akan tetapi, dari waktu ke waktu bisa dipastikan akan semakin banyak perusahaan menerapkan sistem yang serupa mengingat kemudahan yang ditawarkan. Hanya saja untuk meminimalisir kesalahan penerimaan karyawan tetap pastikan selektif memilih berdasar data yang akurat. Sekian.

baca juga: Rekrutment LinkedIN dan Cara Mendapatkan Pekerjaan melalui LinkedIN